Minggu, 05 Agustus 2007

referensi teologi 1

Bermula dari sekadar sengketa kepemimpinan setelah Rasulullah saw wafat. Pihak Ali bin Abi Thalib dari klan Bani Hasyim mengklaim bahwa jabatan khalifah (pengganti), berdasar nash dan simbolisasi beberapa peristiwa tertentu, diamanatkan kepadanya. Sebaliknya, kalangan dekat lainnya yang kebanyakan dari Bani Umayah dan Bani Abbas menganggap khalifah adalah wilayah profan, tiada sedikitpun wasiat apalagi terkait dengan nas. Mereka membuktikannya di Saqifah, tempat musyawarah pemilihan di kalangan kaum Anshar dan Muhajirin yang kemudian memunculkan Abu Bakar. Dengan kondisi masyarakat Islam yang masih muda, tribalisme yang belum pupus, dan manajemen politik elite Islam yang masih tradisional, pertikaian ini mengerucut pada akhir kekuasaan Khulafaur Rasyidin.

Sebagian besar Muslim jarang mengetahui bahwa mazhab Ahlulbait (Syi`ah) adalah mazhab terbesar kedua setelah Ahlussunnah wal Jamaah (Sunni). Banyak stigma negatif ditimpakan kepada Syi`ah. Sebagian memang harus ditelaah, namun tak kurang pula yang berupa persepsi keliru, bahkan fitnah: imamah itu kultus individu, taqiyah itu hipokrit, ritual-ritual bid`ah, mut`ah itu seks bebas, ekspor revolusi, dan segala macamnya. Alih-alih mempelajari, kita malah takut dengan ajaran Syi`ah.

Padahal banyak khazanah ilmu-ilmu Syi`ah yang perlu dipelajari oleh Sunni. Menjalin kembali hubungan dengan Syi`ah adalah mempersatukan seluruh umat Islam di dunia sehingga dapat menjadi kekuatan politik signifikan vis-à-vis ideologi sekular atau hegemoni dunia Barat.

Kita memang tidak perlu konversi mazhab. Namun eskalasi konflik mazhab di negara-negara Muslim sangat mungkin menimpa kita pula di Indonesia. Tinggal kita menentukan sikap, apakah masih mau menjadi korban sengketa mazhab yang sudah berusia ratusan tahun, ataukah kita berkenan berdialog dengan mazhab lain untuk menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghargai?

Buku ini merupakan terjemahan Indonesia dari Ensiklopedia Sunnah-Syi`ah versi Digital Islamic Library Project (DILP). Namun, kami perlu melakukan banyak perombakan dan penyesuaian di sana-sini agar sesuai dengan format umumnya sebagai buku. Kata-kata dan paragraf debat kusir yang melelahkan, berputar-putar dan emosional terpaksa kami pangkas. Gaya penulisan sebagian besar isi buku yang apologetik tetap tidak diubah.

Naskah asli ini ditulis oleh banyak penulis dengan beragam latar. Sebagian besar dari mereka berasal dari anak benua India yang hijrah ke Inggris, sehingga penggunaan rujukan berbahasa Inggris, selain bahasa Arab tentunya, cukup dominan. Mohon dicatat, bahwa rujukan untuk Shahih Bukhari yang berbentuk x.xxx merupakan versi Arab-Inggris. Nomor pertama sebelum titik menandakan nomor vol., dan nomor setelah titik menandakan nomor hadis (bukan nomor halaman). Contohnya, Bukhari hadis 8.578 berarti vol. 8, hadis no. 578 untuk versi Arab-Inggris.

Semoga kehadiran buku dalam edisi revisi ini dapat memberikan pencerahan dan memperkaya khazanah keberagamaan kita. Selamat membaca!

Jakarta, Maulid Nabi 2006

Daftar Isi

BAGIAN 1

QURAN DAN AHLULBAIT, KEMAKSUMAN DAN IMAMAH

Bab 1

Mengapa Mazhab Ahlulbait?

Bab 2

Kemaksuman Para Nabi dalam Quran dan Hadis

Bab 3

Imamah merupakan Kelembutan (Luthf) Allah

Bab 4

Imamah Versus Kenabian

Bab 5

Imam Mahdi: Cahaya Petunjuk Terakhir

Bab 6

Polemik Otentisitas Ghadir Khum

BAGIAN II

SUKSESI DAN STUDI KRITIS SAHABAT:

ANTARA KESETIAAN DAN KEMUNAFIKAN

Bab 7

Menghargai Sahabat Nabi yang Saleh

Bab 8

Serangan ke Rumah Fathimah

Bab 9

Muawiyah dan Penganiayaan Terhadap Imam Ali

Bab 10

Keislaman Abu Thalib

Bab 11

Para Sahabat yang Membunuh Utsman

Bab 12

Kontoversi Abdullah bin Saba

BAGIAN III

GARIS BESAR PERBEDAAN ANTARA MAZHAB SYI`AH DAN SUNNI

Bab13

Tauhid Menurut Syi`ah dan Sunnah

Bab 14

Keyakinan Syi`ah terhadap Kelengkapan Quran

Bab 15

Isu-isu Seputar Ibadah

Tidak ada komentar: