Kamis, 06 September 2007

menguak jendela langit

Dalam kitab al-Fiqh al-manshub lil imam ar-Ridha as Diriwayatkan bahwa Jibril as diutus mendatangi Rasulullah saw. Jibril berkata, Wahai rasul Allah swt menyampaikan salam kepadamu dan menyuruh agar engkau membacakan ayat

Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.

Kemudian Rasulullah berkata, “Siapa yang tidak menghiasi dirinya dengan adab (etika) Allah, maka ia mengalami kerugian di dunia.”


para ulama teologis biasanya hanya menyederhanakan persoalan dengan menganggap signifikansi tafsir irfani karena ada ayat-ayat yang mutasyabihat.

Melihat dunia sebagai bunga-bunga kehidupan adalah menggunakan pandangan batin dan menyerap seluurh rahasia-rahasi ilahi dalam kehidupan.

bahkan tidaklah salah kalau yang batin itu seperti kata ibnu arabi bisa menjadi amakananan, gaza (nourishemn) atas yang lahir. atau seperti air yagn mengembangkan wol.


Kesadaran batin

AL-quran adalah samudera makrifat yang hany abisa dicerap oleh iman hakiki, kalau sekedar sekumpulan aturan da n hukum maka alangakah kerinngy aktiab ini?

polemik antara kaum teologi, fukaha dan kaum sufi sebenarnya tidak harus melahirkan kasus-kasus yang negatif, sepertipengucilan pembunuhan, fitnah dan sebagainya
sebagai sebuah ekspresi maka ekspreti u ketika dikhawatirkan akan merusak iman?



Tidak ada komentar: